Pemuda Indonesia, (PATUNG atau KACUNG...?)


Berbicara tentang pemuda, tentu akan banyak opini yang akan muncul. Tergantung dari sudut pandang mana seseorang melihat hal tersebut dan sejauh mana pemahaman seseorang tentang hal itu. Sejak dulu hingga saat ini perbincangan seputar pemuda senantiasa hangat, mengingat posisi pemuda yang sangat strategis terhadap perkembangan sebuah bangsa.
Sejarah telah mencatat bagaimana kaitan pemuda dalam perjalanan bangsa ini, jauh sebelum bangsa ini merdeka. Dan kehadiran pemuda semakin dirasakan ketika bangsa ini berusaha lepas dari belenggu penjajahan. Dengan lahirnya budi utomo dan dideklarasikannya sumpah pemuda  serta pergerakan pemuda di era 60-an, 70-an dan 90-an telah cukup membuktikan bahwa pemuda sangat berpengaruh terhadap seluruh dinamika yang ada di Negeri ini.
Hari ini kita memperingati lahirnya sumpah pemuda untuk yang kesekian kalinya. Sumpah yang lahir atas dasar keprihatinan terhadap kondisi bangsa yang tengah terjajah, serta  komitmen bersama untuk keluar dari keterpurukan. Nilai-nilai perjuangan 83 tahun yang silam adalah salah satu bukti sejarah yang dimiliki bangsa ini, terlepas itu akan dilupakan atau dijadikan Spirit perjuangan oleh sang penerus.
Pertanyaan yang cukup penting untuk dijawab hari ini adalah “bagaimana dengan pemuda hari ini...?”. Apakah masih merupakan bagian positif yang tak terpisahkan dari bangsa ini, atau menjadi “Patung” yang tahu tetapi Apatis dengan keadaan, atau pemuda hari ini sudah menjadi “Kacung” yang senantiasa ikut serta dalam peruntuhan bangsa.
Bung karno pernah mengatakan “Perjuangan mu jauh lebih berat, perjuangan ku melawan penjajah, sedangkan perjuangan mu melawan bangsa mu sendiri”. Walau pernyataan ini dilontarkan puluhan tahun yang lalu, tetapi masih sangat relevan jika di jadikan bahan refleksi dan merupakan hal yang urgen untuk ditindak-lanjuti.
Persoalan yang kompleks di Negeri ini merupakan PR khusus bagi pemuda mengingat pemuda adalah salah satu aktor penting terkait seluruh rangkaian perjalanan bangsa yang mengalami krisis ini. Dan bukanlah hal yang bijak jikalau kita masih mempertanyakan bagaimana ini bisa terjadi, atau apa dan siapa yang menjadi penyebabnya. Tetapi, apa yang harus kita lakukan dan metoda apa yang relevan untuk dilakukan.
Momentum peringatan sumpah pemuda saat ini harus dijadikan sebagai semangat untuk memperkuat kembali kesadaran nasionalisme pemuda dalam proses penyelesaian seluruh persoalan yang dihadapi bangsa ini serta pembangunan di Indonesia. Sehingga bangsa indonesia menjadi bangsa yang kuat dimata dunia diberbagai aspek kehidupan, seperti yang dicita-citakan para pendahulu kita.


Bagaimana dengan Mahasiswa...?
Ditengah perkembangan zaman yang sangat maju, mahasiswa mendapat tantangan yang cukup besar. Dunia yang serba instan merupakan salah satu penyebab lahirnya manusia-manusia apatis yang baru. Disisi lain perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan sebagai alat yang efektif dan efisien untuk berbagai hal yang positif. Akan tetapi realita membuktikan bahwa teknologi telah mampu mengikis karakter yang dimiliki pemuda, khususnya mahasiswa.
 Mahasiswa sebagai Agen perubahan (Agen of Change), kontrol sosial (Social Control) dan perangkat keras (Iron Stock) menjadikannya posisi yang paling strategis untuk menentukan arah sebuah bangsa. Sebagai kaum independen, seharusnya mahasiswa mampu menjadi pelaku serta roda penggerak perjuangan guna mempertahankan apa yang menjadi identitas dan nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki bangsa ini, bukan menjadi tumbal.
Persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia hari ini hendaknya menjadi tamparan keras bagi mahasiswa, bukan semata-mata karena mahasiswa merupakan salah satu “Penyebab”, tetapi bagaimana mempertahankan bangsa ini ditengah degradasi nilai agar dapat dilihat oleh dunia luar sebagai satu kesatuan yang berdaulat, sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945.
Melihat kondisi bangsa saat ini, tidak ada kata lagi selain kata perjuangan. Seperti halnya Sumpah Pemuda, mahasiswa sebagai representasi pemuda harus menembus jalan buntu yang sedang ada di hadapan bangsa ini. Memahami kembali posisi dan fungsi pemuda merupakan satu-satunya hal dasar yang relevan dilakukan saat ini, guna meRefresh kembali spirit perjuangan yang sudah Abu-abu. Ideologi bangsa yang kembali dipertanyakan adalah tanggung-jawab kongkrit dari pemuda untuk mewujudkan harapan para pendahulu (Founding Father) yang senantiasa mengawasi.

Hingga saatnya tiba, kita akan menyaksikan sendiri bagaimana nilai-nilai perjuangan itu tumbuh dan mengakar dalam diri Pemuda atau habis terkikis oleh zamannya.

Salam,
EnJoyed KinG's



                                                     

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Konkrit dan Keren..

Posting Komentar